Dan Dipersembahkan khusus untuk Para Alumni Seminari St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen)
AWALNYA
Awal
kisahnya, Pastor Croonen adalah penjaga dan Pembina asrama H.I.S (Sekolah
Pribumi yang berbahasa belanda) yang didirikan sejak 1 juni 1922. Dari antara
murid-murid H.I.S ini beliau menemukan seorang yang pada hematnya dapat
dibimbing kea rah imamat. Namun calon tersebut meninggal dunia karena jatuh
dari pohon semasa liburnya. Peristiwa ini tidak membuat Pastor Croonen berputus
asa. Dorongan dan desakan dari pihak Roma untuk mendirikan seminari-seminari
membuat Pastor Croonen berusaha memperbincangkannya terus dengan yang mulia
Prefek Apostolik Mgr. W. Panis. Hasilnya kepada Pastor Croonen-lah yang mulia
Mgr. W. Panis mempercayakan usaha untuk memulaikan seminari dan serentak
mengangkat beliau menjadi direktur seminari pertama. Segera sesudah
pengangkatan itu mulailah Pastor Croonen mencari murid-murid seminari yang
pertama. Dengan amat teliti murid-murid tersebut dipilihnya. Akhirnya, Gedung seminari
pertama diberkati pada tanggal 16 Januari 1928 di Woloan (Kota Tomohon) dengan
dihadiri oleh para pastor dan bruder.
SEMINARI PERTAMA
Gedung
seminari yang pertama ialah gedung Kweekschool yang pada waktu itu sudah
menjadi Normaatschool (Sekolah Pendidikan Guru). Gedung tersebut sebenarnya
sudah tidak layak lagi dipakai, namun tidak ada tempat lain. tingkatan kelas
seminari direncanakan untuk mulai dengan Probatorium (tingkat persiapan) dan
dilanjutkan dengan kelas Sexta, Quinta, Quarta, Tertia, Poesis dan Rhetorica. Mengingat
kekurangan tenaga pengajar, maka penerimaan murid hanya dilaksanakan setiap
jangka waktu dua tahun. Pada bulan agustus 1929, mulailah seminari dengan
murid-muridnya yang pertama. Karena tingkat pengetahuan para murid ini dianggap
cukup maka mereka langsung dapat duduk di tingkat Sexta. Dan sejak waktu itu
pelajaran di seminari dapat berlangsung. Dalam bulan Desember 1933,
didirikanlah akademi Albertina yang merupakan salah satu cara peningkatan ilmu
pengetahuan para seminaris. Tahun 1934-1935 adalah merupakan tahun untuk
tingkat Rhetorica yang pertama. Dengan adanya tingkat Rhetorica ini sebagai
tingkat terakhir pendidikan di seminari menengah, muncullah persoalan yang baru
:”Bagaimana nasib mereka kemudian? Dimanakah mereka harus melanjutkan studi
filsafatnya?” Persoalan ini akhirnya terjawab dengan penyewaan rumah keluarga
Boseke untuk waktu satu tahun. Di rumah ini tahun filsafat untuk para Rhetorica
yang sudah tamat mulai dan rektornya yang pertama adalah Pastor C. De Bruyn,
MSC.
Gambar Seminaris Zaman Dulu (Sumber: Arsip Foto Pst. Zepto Polii) |
(Bersambung...)
Related Articles
Tidak ada komentar:
Posting Komentar