(1564-1616)
Dramawan dan penyair besar
Inggris William Shakespeare dilahirkan tahun 1564 di Stratford-on-Avon,
Inggris. Tampaknya dia peroleh pendidikan dasar yang lumayan tetapi tak sampai
injak perguruan tinggi. Shakespeare kawin di umur delapan belas (istrinya umur
dua puluh enam), beranak tiga sebelum umurnya mencapai dua puluh satu.
Beberapa tahun kemudian, dia pergi ke London,
menjadi anak panggung dan penulis drama. Tatkala usianya mencapai tiga puluh
Shakespeare sudah menunjukkan keberhasilan. Dan tatkala umurnya menginjak tiga
puluh empat, dia sudah jadi orang berduit dan dianggap penulis drama Inggris
terkemuka. Sepuluh tahun kemudian, dia sudah membuahkan karya-karya besar
seperti Julius Caesar, Hamlet, Othello, Macbeth dan King Lear.
Dalam jangka waktu dua puluh tahun yang punya makna khusus Shakespeare
tinggal di London itu, istrinya tetap tinggal di Stratford. Shakespeare mati di tahun 1616
pada sekitar ulangtahunnya yang ke-52. Dia tidak punya keturunan yang hidup.
Ada 38 drama
terkenal ciptaan Shakespeare termasuk beberapa drama kecil yang mungkin digarap
bersama orang lain. Selain itu, dia menulis sejumlah 154 sonata dan 3 atau 4
sajak-sajak panjang.
Ditilik dari kegeniusan Shakespeare, hasilnya dan kemasyhurannya yang memang
sudah sewajarnya, mungkin timbul kesan aneh apa sebab namanya tidak ditempatkan
di urutan lebih atas dalam daftar buku ini. Saya menempatkan Shakespeare begitu
rendah bukan lantaran saya tidak menghargai daya hasil seninya, tetapi
semata-mata karena saya yakin bahwa pada umumnya kesusasteraan atau tokoh-tokoh
seniman tidaklah punya pengaruh besar dalam sejarah.
Kegiatan pemuka-pemuka agama, ilmuwan, politikus, para penyelidik, filosof,
para pecipta lebih sering berpengaruh terhadap pelbagai bidang kehidupan
manusia. Misalnya, kemajuan ilmu punya pengaruh besar terhadap peri kehidupan
ekonomi dan politik, dan juga berpengaruh terhadap kepercayaan agama, sifat
filosofis dan perkembangan seni.
Tetapi, seorang pelukis masyhur, kendati dia punya pengaruh besar terhadap
pelukis lain, tidaklah punya pengaruh apa-apa terhadap perkembangan musik dan
kesusasteraan, konon pula terhadap ilmu pengetahuan, atau bidang penyelidikan.
Hal serupa berlaku pula untuk bidang-bidang sajak, drama dan musik. Walhasil,
secara umum bisalah dibilang, pengaruh seniman itu cuma menyentuh bidang seni,
bahkan terbatas pada bagian-bagian seni tertentu. Oleh sebab itu, tak ada tokoh
kesusasteraan, musik atau seni lain yang diletakkan di atas urutan No. 30,
malahan hanya sedikit sekali yang ditampilkan dalam buku ini.
Kalau demikian halnya, mengapa masih ada juga seniman yang termasuk daftar?
Jawabnya ialah, kesenangan terhadap seni merupakan bagian langsung (meski tidak
selalu merupakan bagian pokok) dalam kehidupan individu. Dengan kata lain,
seseorang bisa menyediakan sebagian dari waktunya mendengarkan musik, sebagian
membaca buku, sebagian memandang lukisan dan sebagainya. Bahkan apabila waktu
yang kita habiskan untuk mendengarkan musik tak punya pengaruh terhadap
kegiatan kita lainnya (ini tentu saja sesuatu yang dilebih-lebihkan) toh waktu
itu tetap merupakan hal yang penting dalam hidup kita.
Tentu saja pribadi seorang seniman bisa saja punya pengaruh terhadap
kehidupan kita lebih dari sekedar waktu yang kita habiskan untuk mendengarkan
musik, membaca buku atau menikmati hasil karya mereka. Ini lantaran karyanya
telah mempengaruhi begitu rupa baiknya karya seniman lain yang hasilnya kita
senangi.
Dalam beberapa hal, kerja artistik sedikit banyak punya makna filosofis yang
dapat mempengaruhi sikap kita dalam bidang masalah lain. Ini tentu saja terjadi
lebih kerap dalam hal yang berkaitan dengan kesusasteraan ketimbang dengan
musik atau lukisan. Misalnya, dalam Romeo and Juliet (Act III, scene 1)
Shakespeare menulis ucapan sang pangeran "Mercy but murders, pardoning
those that kill," jelas menyuguhkan suatu ide (lepas orang terima atau
tidak) yang punya makna filosofis dan lebih punya pengaruh politis ketimbang,
katakanlah, memandang lukisan "Mona Lisa."
Kelihatannya tak ragu lagi Shakespeare mengungguli semua tokoh-tokoh sastra.
Relatif, sedikit sekali sekarang ini orang baca karya Chaucer, Virgil atau
bahkan Homer, kecuali jika karya mereka itu jadi ketentuan bacaan sekolah.
Tetapi, pementasan sebuah karya Shakespeare pastilah dapat sambutan. Kelebihan
Shakespeare dalam hal perangkuman bait-bait betul-betul tak tertandingkan dan
kalimat-kalimatnya sering dikutip, bahkan oleh orang yang tak pernah barang
sekali pun melihat atau membaca dramanya. Lebih dari itu, nyata benar betapa
ketenarannya bukanlah sekedar sepintas lintas. Karyanya menyuguhkan kebahagian
kepada pembacanya dan penontonnya selama hampir empat abad. Karena karya-karya
itu sudah mantap teruji jaman, adalah pantas menganggap bahwa karya Shakespeare
akan terus tenar berabad-abad mendatang.
Dalam hal menentukan arti penting Shakespeare orang harus memperhitungkan
andaikata dia tak pernah hidup di dunia, drama-dramanya tak akan pernah ditulis
orang samasekali. Tentu saja, sampai batas tertentu, pernyataan serupa dapat
diberikan kepada tiap tokoh artis atau sastra. Namun, faktor itu tampaknya
tidak begitu punya arti penting khusus dalam penilaian terhadap bobot pengaruh
yang ada pada seniman-seniman ukuran kecil.
Kendati Shakespeare menulis dalam bahasa Inggris, dia betul-betul tokoh yang
dikenal seseluruh dunia. Jika bukannya suatu bahasa yang teramat universal,
bahasa Inggris adalah paling mendekati ukuran itu ketimbang bahasa-bahasa lain
yang pernah ada. Lagi pula, karya Shakespeare sudah diterjemahkan secara luas
dan karyanya dibaca dan dipentaskan di pelbagai negeri.
Ada tentu
saja beberapa penulis tenar yang karyanya dikecam oleh kritikus-kritikus seni.
Tidaklah demikian halnya pada Shakespeare yang karyanya dihargai tanpa cadangan
oleh para ahli sastra. Generasi-generasi penulis drama mempelajari karyanya dan
mencoba meniru sebaik atau mengunggulinya. Gabungan antara pengaruh yang amat
besar terhadap para pengarang dan ketenaran yang tak berkeputusan di kalangan
masyarakatlah yang menempatkan Shakespeare di urutan cukup tinggi dalam daftar
buku ini.
(Sumber : Buku "Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah" Oleh Michael H. Hart)
Related Articles
Tidak ada komentar:
Posting Komentar