Sabtu, 29 Desember 2012

DOA UMAT PADA MISA MALAM NATAL 2012 DI VATIKAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA

Misa Malam Natal di Vatikan, yang dipimpin oleh Paus Benediktus XVI di Basilika Santo Petrus, mempunyai arti istimewa bagi umat Katolik Indonesia, karena salah satu dari doa umat dalam Misa yang dirayakan tanggal 24 Desember 2012 itu menggunakan bahasa Indonesia.
 
Umat Katolik di Indonesia bisa menyaksikan dan mendengarkan doa itu pada pukul 5.16 WIB lewat siaran RCTI yang menyiarkan secara langsung Misa itu.

Ketika doa umat, Bonifatius Wijayanto, orang ketiga di KBRI untuk Tahta Suci, Vatikan, membacakan doa umat dalam bahasa Indonesia tentang Yesus yang lahir untuk orang yang tersisihkan dan terlupakan. “Semoga kelahiran Yesus membangkitkan semangat di dalam diri orang-orang yang berkehendak baik untuk membantu mereka yang dilupakan di dalam masyarakat, dengan bantuan material dan spiritual.”

Sebenarnya, demikian penjelasan imam itu, doa umat itu tertulis dalam bahasa Italia, lalu diminta kepada seorang mahasiswa Indonesia (pastor), yang sedang kuliah di Angelicum untuk menerjemahkannya.
“Kalau saya lebih suka pake jasmani dan rohani, bukan material dan spiritual,” imam itu mengoreksi.

Sekretaris eksekutif untuk desk urusan Kristen-Islam di Asia dari Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama itu berbicara dengan PEN@ Indonesia di Hari Natal 25 Desember 2012.

Memang sudah saatnya Vatikan menampilkan bahasa Indonesia, “karena pengguna bahasa Indonesia banyak sekali di seluruh dunia, jauh lebih banyak dari bahasa lain, misalnya bahasa Tagalog yang dipakai dalam liturgi di Vatikan selama ini," kata Pastor Markus menanggapi penggunaan bahasa Indonesia dalam Misa itu.

Dalam acara-acara besar di masa-masa lalu, lanjut imam itu, bahasa dari Asia yang dipilih selalu bahasa Tagalog, “padahal berapa pengguna Tagalog?” Tagalog, jelas imam itu, dipilih karena negara Filipina sebagai negara Katolik Asia.

Tapi, tegas Pastor Markus, “karena pengguna bahasa Indonesia jauh lebih banyak di dunia, maka Vatikan mengambil bahasa-bahasa besar, termasuk bahasa Indonesia, supaya pesan bisa sampai ke banyak orang atau dimengerti oleh banyak orang.”

Paus Benediktus dalam Misa itu mendorong umat untuk menemukan ruangan bagi Allah dalam hidup saat ini yang penuh dengan peralatan teknologi terakhir.

Dalam Misa bertema “Tempat Allah dalam dunia modern sekarang ini,” Paus Benediktus bertanya, “Apakah kita punya waktu dan tempat untuk Dia?”

Sekitar 10,000 yang orang menghadiri Misa itu, baik di dalam basilika dan dan di luar basilika dengan bantuan televisi. Mereka juga mendengar seruan paus demi penyelesaian konflik Arab-Israel dan berakhirnya perang sipil di Syria.

(Sumber :  Facebook PEN@ Indonesia: Pastoral (and) Ecclesiastical News Agency in Indonesia)
Related Articles

Tidak ada komentar:

Posting Komentar